Healing dan Self Healing Bukan Tren, Tapi Respons Otak terhadap Luka yang Terpendam

Published by Admin on

Sering gunakan kata Healing dan Self-Healing?
Kita sering menggunakan kata healing sebagai ungkapan jalan-jalan, namun, makna aslinya bukan itu loh, Tapi Respons Otak terhadap Luka yang Terpendam
Kata healing sebenarnya sudah dikenal sejak lama, namun belakangan menjadi populer dan menjadi tren di media sosial. Istilah healing berasal dari bahasa Inggris, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “penyembuhan”. Sayangnya, karena sering muncul di media sosial dalam bentuk foto liburan, kopi senja, atau staycation di tempat estetik, healing sering disalahartikan sebagai gaya hidup atau aktivitas mewah. Padahal makna healing jauh lebih dalam daripada sekadar “melarikan diri” ke tempat yang tenang. Healing termasuk self-healing adalah bentuk respons alami dari tubuh dan pikiran kita untuk memulihkan diri dari luka batin, tekanan emosional, atau kelelahan yang terus menumpuk.

Manusia secara alami punya mekanisme bertahan ketika terluka, dan salah satunya adalah keinginan untuk menjauh sejenak dari hiruk pikuk kehidupan. Bukan untuk menghindar, tetapi untuk memberi ruang kepada diri sendiri agar bisa bernapas, mengenali rasa, dan perlahan-lahan pulih. Di sinilah proses healing bekerja. Ia hadir diam-diam, lewat waktu hening, lewat tangis yang ditahan, lewat tulisan, atau bahkan lewat tidur yang akhirnya nyenyak setelah sekian lama.

Self-healing bukan berarti kita harus kuat sendiri. Tapi ini adalah bentuk kejujuran pada diri bahwa kita sedang tidak baik-baik saja, dan itu wajar. Bahwa kita butuh waktu, butuh jeda, dan butuh memeluk diri sendiri dengan lebih lembut. Jadi, healing bukan sekadar tren. Ia adalah kebutuhan. Dan self-healing adalah bentuk perawatan paling dasar agar jiwa kita tetap bisa berjalan, meski pernah tersandung luka yang tak terlihat


0 Comments

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *